Ulasan visi ini memang lumayan panjang, karena memang sengaja tidak
saya potong mengingat pentingnya setiap materi tulisan yang ada.
Nah, memasuki pembahasan 4 kuadran CSS di bab-bab berikut, saya akan
mencoba untuk mempersingkatnya dengan cukup membahas pokok pikirannya
saja.
Namun ada 2 hal mendasar yang ingin saya sampaikan terlebih dahulu:
1. Kunci sukses sebuah gereja ditentukan oleh kegemaran umatnya dalam
mendengar Firman Tuhan dan berdoa (baik secara pribadi, kelompok kecil,
maupun dalam sebuah ibadah minggu)
2. Keempat kuadran CSS berlaku untuk apapun visi yang ditetapkan, yang berbeda hanyalah penekanannya saja
Tentu visi yang besar membutuhkan perhatian pada keseluruhan kuadran,
sedangkan visi yang terbatas, mungkin dapat dicapai cukup dengan
mengoptimalkan satu atau dua kuadran.
Berikut ini penjelasannya:
Pertama: Kunci rahasia sukses, yaitu Membaca Firman Tuhan dan Berdoa
Saya langsung beri contoh saja, yaitu seorang penginjil asal Tiongkok
yang melayani sekitar tahun 1920-an hingga 1940-an, yang bernama John
Sung. Ia dipersiapkan Tuhan untuk melakukan pelayanan-pelayan misi yang
besar BUKAN saat dia bertumbuh di dalam lingkungan keluarga pendeta,
BUKAN saat dia berhasil meraih gelar doktor ilmu kimia hanya dalam waktu
5 tahun (artinya: memiliki otak yang jenius), BUKAN saat dia memutuskan
untuk kuliah di sebuah seminari yang prestisius di AS, TETAPI saat dia
membaca Alkitab lengkap selama 40 kali saat dia dimasukkan ke dalam RS
Jiwa karena dianggap gila oleh rekan-rekannya! Membaca Firman Tuhan
adalah sebuah kunci rahasia sukses dari pencapaian visi gereja. Saat
jemaat memiliki kegemaran membaca Firman Tuhan, disanalah karya besar
Tuhan akan dinyatakan, dan berlaku pula sebaliknya...
Ini bukanlah berarti bahwa Tuhan menjadi tergantung pada manusia. Saya
percaya bahwa karya Tuhan tetap besar dimana pun dan kapan pun. Namun
karya besar itu akan lebih tampak dan terwujudkan oleh dan melalui
orang-orang yang sungguh-sungguh mencari suara dan kehendak Tuhan. Itu
sudah pasti!
Melalui kunci inilah sebetulnya kita dapat dengan mudah membedakan mana
gereja yang bertumbuh dan gereja bonsai, mana gereja yang akan bertumbuh
dan mana gereja yang akan mengalami stagnasi bahkan kemunduran. Itu
semua ditentukan oleh bagaimana tingkat kegemaran umatnya untuk belajar
Firman Tuhan dan berdoa. Gereja yang bertumbuh tidaklah dimulai dari
rumusan visi atau program pelayanan yang hebat-hebat, TIDAK! Bahkan
pelayanan yang terlalu hebat seringkali membuat umatnya lebih senang
ber-aktivisme dan merasa cukup mendengar khotbah pendetanya ketimbang
membaca Alkitab!
Loh, mendengar khotbah kan sama dengan mendengar Firman Tuhan kan?
Saya jawab: tidak! Mengapa? Karena khotbah hanya merupakan penguraian
dari Firman Tuhan, bukan Firman Tuhan itu sendiri, yaitu Alkitab! Jadi
mendengar banyak khotbah yang hebat-hebat dan menggugah - bahkan penuh
kuasa/urapan - tidak akan pernah cukup tanpa pembacaan Alkitab secara
langsung, tekun dan teratur. Langsung artinya: ya langsung baca
Alkitabnya (bukan melalui buku-buku rohani yang sering 'menyunat' Firman
Tuhan disana-sini untuk membenarkan tesisnya) , tekun artinya: baca
tiap hari dan renungkan bagian-bagiannya siang dan malam, dan teratur
artinya: berurutan dari Kejadian sampai dengan Wahyu, jangan loncat sana
loncat sini. Dewasa ini ada begitu banyak khotbah di mimbar-mimbar
gereja yang tidak menguraikan Firman Tuhan, namun malah menguraikan
pikiran, pendapat, maupun filsafat pribadi si pengkhotbah! Indikatornya
gampang, yaitu: berapa banyak khotbah itu berbicara tentang Kristus dan
salib Kristus ketimbang berbicara tentang diri sendiri atau orang atau
peristiwa tertentu. Hati-hati Saudara, saat khotbah tidak atau sedikit
berbicara mengenai Kristus dan salib Kristus, bahkan berbicara tentang
sesuatu yang bertolak belakang (misal tentang kesuksesan duniawi atau
penyangkalan atas keselamatan yang hanya dimungkinkan melalui Kristus)
maka khotbah itu bukanlah khotbah yang menguraikan Firman Tuhan, dan
sudah pasti bukan Firman Tuhan itu sendiri! Itu hanyalah firman si
pendeta yang ingin meruntuhkan kegemaran umatnya untuk membaca Firman
Tuhan bahkan meruntuhkan kebenaran Firman Tuhan! Firman Tuhan adalah
Alkitab, jemaat harus lebih gemar membaca Alkitab ketimbang mendengarkan
khotbah, jangan terbalik!
Namun jangan salah mengerti juga, seolah-olah terkesan kalau membaca
Alkitab di rumah saja sudah cukup, tidak perlu lagi mendengarkan khotbah
di dalam Ibadah Minggu di gereja. Banyak saudara yang akhirnya
berpandangan seperti itu, namun saya katakan bahwa pandangan itu pun
keliru. Mengapa? Karena, pertama: sudah barang tentu bukan pandangan
yang Alkitabiah (baca...), kedua: kita membutuhkan penguraian Firman
Tuhan oleh mereka yang sudah belajar Firman Tuhan (yaitu para
pendeta/teolog) agar kita tidak salah memahami Firman Tuhan! Keengganan
untuk belajar dari orang lain, bahkan merasa dirinya sudah terlalu
pintar untuk diajari, merupakan sebuah benih kebodohan yang bisa menuai
penyesatan. Bagaimanapun juga kita membutuhkan perspektif dari ahlinya,
yaitu para pendeta/teolog, yang tentu harus juga kita uji kompetensinya
sebagai pendeta/teolog, agar jangan sampai kita digembalakan oleh
'serigala' bahkan 'iblis yang menyamar sebagai malaikat terang'!
Kedua, tentang pemakaian keempat kuadran CSS
Untuk hal ini saya tidak akan menjelaskan terlalu banyak lagi, namun
perlu saya garis bawahi bahwa: apapun visinya, misi yang perlu dilakukan
tidak akan jauh-jauh dari keempat kuadran tersebut. Perhatikan dan
gunakanlah SEMUA kuadran, jangan sepotong-sepotong. Loh, masa visi beda
misi harus sama? Bukan begitu, Saudara, pasti misi itu sifatnya
customized, tergantung apa visinya. Bagaimanapun, visi memiliki jumlah
pengunjung ibadah yang meningkat 2 kali lipat dalam 5 tahun akan
berbeda misinya dengan visi jemaat yang menyelesaikan pembacaan 66 kitab
dalam Alkitab dalam setahun, dan jelas pasti berbeda misinya saat
visinya adalah musik ibadah yang dibawakan secara orkestrasi penuh.
Ketiga contoh visi di atas pasti akan dicapai melalui misi yang
berbeda-beda, namun melalui konsep CSS, kami percaya bahwa apapun
visinya, misi tidak akan jauh-jauh dari ke-4 kuadran, yaitu: menyangkut
Firman Tuhan, Doa, Kualitas Ibadah, dan Partisipasi Umat. Yang
membedakan misi dari visi yang satu dan lainnya adalah: penekanannya!
Diharapkan Saudara dapat menetapkan sendiri apa 'penekanannya' untuk
visi gereja Saudara.
Untuk itu, marilah kita mulai membahas ke-4 Kuadran CSS satu demi satu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar