Jumat, 26 Oktober 2012

CSS: Visi 3

Ulasan visi ini  memang lumayan panjang, karena memang sengaja tidak saya potong mengingat pentingnya setiap materi tulisan yang ada.
Nah, memasuki pembahasan 4 kuadran CSS di bab-bab berikut, saya akan mencoba untuk mempersingkatnya dengan cukup membahas pokok pikirannya saja.
Namun ada 2 hal mendasar yang ingin saya sampaikan terlebih dahulu:
1. Kunci sukses sebuah gereja ditentukan oleh kegemaran umatnya dalam mendengar Firman Tuhan dan berdoa  (baik secara pribadi, kelompok kecil, maupun dalam sebuah ibadah minggu)
2. Keempat kuadran CSS  berlaku untuk apapun visi yang ditetapkan, yang berbeda hanyalah penekanannya saja
Tentu visi yang besar membutuhkan perhatian pada keseluruhan kuadran, sedangkan visi yang terbatas, mungkin dapat dicapai cukup dengan mengoptimalkan satu atau dua kuadran.

Berikut ini penjelasannya:

Pertama: Kunci rahasia sukses, yaitu Membaca Firman Tuhan dan Berdoa
Saya langsung beri contoh saja, yaitu seorang penginjil asal Tiongkok yang melayani sekitar tahun 1920-an hingga 1940-an, yang bernama John Sung. Ia dipersiapkan Tuhan untuk melakukan pelayanan-pelayan misi yang besar BUKAN saat dia bertumbuh di dalam lingkungan keluarga pendeta, BUKAN saat dia berhasil meraih gelar doktor ilmu kimia hanya dalam waktu 5 tahun (artinya: memiliki otak yang jenius), BUKAN saat dia memutuskan untuk kuliah di sebuah seminari yang prestisius di AS, TETAPI saat dia membaca Alkitab lengkap selama 40 kali saat dia dimasukkan ke dalam RS Jiwa karena dianggap gila oleh rekan-rekannya! Membaca Firman Tuhan adalah sebuah kunci rahasia sukses dari pencapaian visi gereja. Saat jemaat memiliki kegemaran membaca Firman Tuhan, disanalah karya besar Tuhan akan dinyatakan, dan berlaku pula sebaliknya...
Ini bukanlah berarti bahwa Tuhan menjadi tergantung pada manusia. Saya percaya bahwa karya Tuhan tetap besar dimana pun dan kapan pun. Namun karya besar itu akan lebih tampak dan terwujudkan oleh dan melalui orang-orang yang sungguh-sungguh mencari suara dan kehendak Tuhan. Itu sudah pasti!
Melalui kunci inilah sebetulnya kita dapat dengan mudah membedakan mana gereja yang bertumbuh dan gereja bonsai, mana gereja yang akan bertumbuh dan mana gereja yang akan mengalami stagnasi bahkan kemunduran. Itu semua ditentukan oleh bagaimana tingkat kegemaran umatnya untuk belajar Firman Tuhan dan berdoa. Gereja yang bertumbuh tidaklah dimulai dari rumusan visi atau program pelayanan yang hebat-hebat, TIDAK! Bahkan pelayanan yang terlalu hebat seringkali membuat umatnya lebih senang ber-aktivisme dan merasa cukup mendengar khotbah pendetanya ketimbang membaca Alkitab!
Loh, mendengar khotbah kan sama dengan mendengar Firman Tuhan kan?
Saya jawab: tidak! Mengapa? Karena khotbah hanya merupakan penguraian dari Firman Tuhan, bukan Firman Tuhan itu sendiri, yaitu Alkitab! Jadi mendengar banyak khotbah yang hebat-hebat dan menggugah - bahkan penuh kuasa/urapan - tidak akan pernah cukup tanpa pembacaan Alkitab secara langsung, tekun dan teratur. Langsung artinya: ya langsung baca Alkitabnya (bukan melalui buku-buku rohani yang sering 'menyunat' Firman Tuhan disana-sini untuk membenarkan tesisnya) , tekun artinya: baca tiap hari dan renungkan bagian-bagiannya siang dan malam, dan teratur artinya: berurutan dari Kejadian sampai dengan Wahyu, jangan loncat sana loncat sini. Dewasa ini ada begitu banyak khotbah di mimbar-mimbar gereja yang tidak menguraikan Firman Tuhan, namun malah menguraikan pikiran, pendapat, maupun filsafat pribadi si pengkhotbah! Indikatornya gampang, yaitu: berapa banyak khotbah itu berbicara tentang Kristus dan salib Kristus ketimbang berbicara tentang diri sendiri atau orang atau peristiwa tertentu. Hati-hati Saudara, saat khotbah tidak atau sedikit berbicara mengenai Kristus dan salib Kristus, bahkan berbicara tentang sesuatu yang bertolak belakang (misal tentang kesuksesan duniawi atau penyangkalan atas keselamatan yang hanya dimungkinkan melalui Kristus) maka khotbah itu bukanlah khotbah yang menguraikan Firman Tuhan, dan sudah pasti bukan Firman Tuhan itu sendiri! Itu hanyalah firman si pendeta yang ingin meruntuhkan kegemaran umatnya untuk membaca Firman Tuhan bahkan meruntuhkan kebenaran Firman Tuhan! Firman Tuhan adalah Alkitab, jemaat harus lebih gemar membaca Alkitab ketimbang mendengarkan khotbah, jangan terbalik!
Namun jangan salah mengerti juga, seolah-olah terkesan kalau membaca Alkitab di rumah saja sudah cukup, tidak perlu lagi mendengarkan khotbah di dalam Ibadah Minggu di gereja. Banyak saudara yang akhirnya berpandangan seperti itu, namun saya katakan bahwa pandangan itu pun keliru. Mengapa? Karena, pertama: sudah barang tentu bukan pandangan yang Alkitabiah (baca...), kedua: kita membutuhkan penguraian Firman Tuhan oleh mereka yang sudah belajar Firman Tuhan (yaitu para pendeta/teolog) agar kita tidak salah memahami Firman Tuhan! Keengganan untuk belajar dari orang lain, bahkan merasa dirinya sudah terlalu pintar untuk diajari, merupakan sebuah benih kebodohan yang bisa menuai penyesatan. Bagaimanapun juga kita membutuhkan perspektif dari ahlinya, yaitu para pendeta/teolog, yang tentu harus juga kita uji kompetensinya sebagai pendeta/teolog, agar jangan sampai kita digembalakan oleh 'serigala' bahkan 'iblis yang menyamar sebagai malaikat terang'!

Kedua, tentang pemakaian keempat kuadran CSS
Untuk hal ini saya tidak akan menjelaskan terlalu banyak lagi, namun perlu saya garis bawahi bahwa: apapun visinya, misi yang perlu dilakukan tidak akan jauh-jauh dari keempat kuadran tersebut. Perhatikan dan gunakanlah SEMUA kuadran, jangan sepotong-sepotong. Loh, masa visi beda misi harus sama? Bukan begitu, Saudara, pasti misi itu sifatnya customized, tergantung apa visinya. Bagaimanapun, visi memiliki jumlah pengunjung ibadah yang meningkat 2 kali lipat dalam 5 tahun  akan berbeda misinya dengan visi jemaat yang menyelesaikan pembacaan 66 kitab dalam Alkitab dalam setahun, dan jelas pasti berbeda misinya saat visinya adalah musik ibadah yang dibawakan secara orkestrasi penuh.
Ketiga contoh visi di atas pasti akan dicapai melalui misi yang berbeda-beda, namun melalui konsep CSS, kami percaya bahwa apapun visinya, misi tidak akan jauh-jauh dari ke-4 kuadran, yaitu: menyangkut Firman Tuhan, Doa, Kualitas Ibadah, dan Partisipasi Umat. Yang membedakan misi dari visi yang satu dan lainnya adalah: penekanannya! Diharapkan Saudara dapat menetapkan sendiri apa 'penekanannya' untuk visi gereja Saudara.

Untuk itu, marilah kita mulai membahas ke-4 Kuadran CSS satu demi satu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar