Selasa, 07 Juni 2011

Baptisan Anak part 1

Sekarang kita akan membahas tentang baptisan anak. Topik ini menarik untuk dibahas karena ada gereja yang menolak baptisan anak dan mereduksinya menjadi sekedar 'penyerahan anak'.
Kontroversi baptisan anak ini sebetulnya sudah  setua gereja protestan sendiri, karena diawal munculnya protestantisme telah muncul gerakan-gerakan radikal yang menginginkan gerakan reformasi dapat mengambil jarak sejauh mungkin dengan gereja resmi saat itu, yaitu Gereja Roma Katolik. Salah satunya adalah sekte Anabaptis yang mengambil sikap menolak baptisan anak dan mempraktekkan baptisan ulang secara selam, hal mana yang sangat dikecam oleh John Calvin. Pada masa Calvin, pemikiran sesat seperti itu berhasil dieliminir, dan para pengikutnya di re-convert. Namun di masa-masa sekarang, bisa kita saksikan bahwa pemikiran tersebut tumbuh begitu subur, bahkan berhasil menggoyahkan sendi-sendi teologi gereja mainstream sehingga banyak umatnya yang akhirnya bersedia dibaptis ulang. Sayang sekali gereja Tuhan tidak sanggup menjaga umatNya dari praktek yang sesat itu, bahkan banyak yang mengira bahwa praktek baptis ulang itu adalah sesuatu yang benar dan alkitabiah!!! Hmmmhh... (menghela napas).
Topik baptis ulang sudah saya bahas sebelumnya (saya bersyukur ada rekan yang akhirnya mengurungkan niatnya untuk menerima baptis ulang setelah membaca artikel tersebut). Kini saya ingin membahas isu baptisan anak yang sebetulnya lebih dasariah, yang akan berkutat pada 3 hal :
  1. Apakah kita sungguh-sungguh memahami makna baptisan?
  2. Apakah yang menjadi dasar alkitabiah dari baptisan anak?
  3. Mengapa kita tidak boleh hanya sekedar melakukan 'penyerahan anak'?

Yang pertama: tentang makna baptisan
Banyak gereja yang menolak baptisan anak karena menganut formula: 'mengaku dan  dibaptis'. Bagaimana mungkin anak-anak bisa mengaku imannya kepada Tuhan Yesus kalau mereka belum memiliki kemampuan 'untuk mengaku', wong masih anak bahkan masih bayi... Jangankan untuk mengaku, wong untuk makan dan mandi saja masih perlu dibantu orang tuanya! Jadi, baptisan anak itu nggak bener... Tunggu sampai mereka cukup dewasa dan cukup mampu utk menyadari pilihan keberimanan mereka kepada Tuhan Yesus, baru boleh dibaptis. Baptisan bukan main-main, betul???
Kelihatannya sih betul, tapi sebetulnya pemikiran tersebut memiliki kesalahan teologis yang fundamental! Apakah itu? Ya tentang makna baptisan? Ngerti nggak sih baptisan itu apa???
Dalam Alkitab, tidak dikenal formula: 'mengaku dan dibaptis', yang ada: 'mengaku dan diselamatkan' (baca Roma 10:10). Baptisan TIDAK menyelamatkan! Mau dibaptis berkali-kali di sungai Yordan pun nggak efek (malahan jadi berdosa karena jadi memper-ilah baptisan), karena yang menyelamatkan adalah PENGAKUAN. Orang yang nggak sempat dibaptis (perhatikan kata 'sempat' disini) namun kalau ybs sudah mengaku imannya kepada Tuhan Yesus, maka IA DISELAMATKAN! Bagi kita yang rajin membaca Alkitab directly (maksudnya yang langsung membaca Alkitab, bukan sekedar membaca buku-buku Kristen yang isinya banyak yang ngawur itu...yang penting bombastis supaya laku di pasaran), maka kita bisa menemukan referensi yang jelas, seperti kisah tentang salah seorang penjahat yang sama-sama disalibkan dengan Tuhan Yesus yang diselamatkan karena PENGAKUAN, tanpa pernah dibaptis! (baca Lukas 23:42-43).
Baptisan adalah TANDA dan METERAI, sesuatu yang nampak oleh mata umat, dan bersifat pribadi dan komunal:
  • pribadi: karena tanda dan meterai itu 'diterakan' pada diri seseorang dimana seseorang tersebut DI-DECLARE sebagai milik Kristus
  • komunal: karena baptisan dilakukan dihadapan jemaat, dan jemaat diminta untuk CONCERN pada pertumbuhan spiritualitas orang yang dibaptis itu. (Di GKI, baptisan selalu dilaksanakan di dalam sebuah ibadah umum, dan apabila ada baptisan darurat di rumah maka baptisan darurat itu akan diumumkan dalam Warta Jemaat, agar seluruh umat mengetahui dan mendukung ybs).
Itulah sebabnya, sekalipun hanya sebagai tanda dan meterai, baptisan tetap perlu dilakukan pada kesempatan-kesempatan terbaik, jangan menunggu menjelang ajal menjemput!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar