REBECCA KUSUMA
(IE AY HWA)
Lahir: Blabak, 3 September 1942
Wafat: Cikarang, 29 Maret 2012
Pelayanan:
- Anggota PS Eliatha GKI Karangsaru Semarang
- Guru Sekolah Minggu, Organis, dan Dirigen PS GKI Banjarnegara
- Dirigen PS Tabitha GKI Pengampon Cirebon
- Dirigen PS Debora GKI Pakis Raya Jakarta
- Dirigen PS GKI Pos PI Kopo Permai Bandung
- Dirigen PS Gita Rohani GKI Indramayu
- Dirigen PS Hana dan VG Serafim GKI Pengampon Cirebon
- Pelatih PS GKI Pamitran Cirebon
Dia hanyalah seorang wanita yang sederhana
Lahir di sebuah desa kecil yang sederhana
Dibesarkan disebuah keluarga yang sederhana
Mengenyam pendidikan disekolah rakyat yang sederhana, meskipun sempat merasakan bangku kuliah yang tidak pernah ia selesaikan
Menikah dengan seorang pendeta yang sederhana (baca: memiliki gaji yang sangat kecil)
Memulai pelayanan sebagai istri pendeta di sebuah kota kecil yang sederhana
Memiliki 2 anak yang dibesarkan dalam kesederhanaan (sehingga kedua anaknya itu pun menjadi terbiasa untuk hidup sederhana hingga kini)
Tidak banyak menuntut, segenap hati dan hidupnya selalu ditujukan untuk kepentingan orang lain
Sederhana...
Tidak pernah menuntut hadiah berlian atau liburan ke luar negeri
Bahkan tempat meninggalnya pun di sebuah rumah sakit yang 'sederhana' (karena sebetulnya memang hanya direncanakan untuk tempat perobatan sementara untuk perbaikan keadaan umum)
Bahkan keinginannya pun sederhana: tidak mau merepotkan orang lain dan tidak ingin menghabiskan banyak biaya apabila mengalami sakit...
Hingga saat terakhirnya, ia masih memiliki pikiran yang sejelas fajar, semangat untuk sembuh, bahkan bibir yang sangat jarang mengeluh. "Mama siap dan pasrah" begitu ungkapnya beberapa minggu sebelum berpulangnya.
Namun...
Saat ia melatih anggota paduannya bernyanyi
Saat ia tampil di panggung gereja, dan
Saat ia menggerakan anggota paduan suaranya untuk menyanyi
Dia membuat banyak orang bernyanyi dengan cara dan kualitas yang tidak sederhana
Dan saat kami mengingat memori indah bersamanya, dan berduka bersama ratusan sahabat yang menghantarnya pulang ke rumah Bapa di sorga
Kami menyadari bahwa mama bukanlah wanita yang biasa dan sederhana
Dia adalah Malaikat PenyanyiNya yang membuat orang bernyanyi!
Memori ini memang begitu sulit untuk dilupakan, sekalipun siklus hidup manusia memang seharusnyalah demikian...
Thanks Mom, I love you Mom
Kau tetap dihatiku dan menjadi inspirasiku untuk tetap setia.
TETAP SETIA
SELIDIKI AKU, LIHAT HATIKU
APAKAH ’KU SUNGGUH MENGASIHI-MU YESUS
KAU YANG MAHA TAHU DAN MENILAI HIDUPKU
TAK ADA YANG TERSEMBUNYI BAGI-MU
T’LAH KU LIHAT KEBAIKAN-MU
YANG TAK PERNAH HABIS DI HIDUPKU
’KU BERJUANG SAMPAI AKHIRNYA
KAU DAPATI AKU TETAP SETIA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar